Sekapur Sirih

Jumat, 02 Oktober 2009
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dalam ketidakteraturan. Para pelukislah yang membantu menyusun dan merapikan melalui karya-karya yang dituangkan diatas kanvas, para pelukis menorehkan inspirasi, esensi dan hakikat dari kehidupan. Sebuah lukisan dapat bersifat metropolitan sekaligus parochial, memiliki berbagai dimensi dan sudut pandang, namun ada satu hal yang ajeg, bagaimana menghargai manusia dan kemanusiaan.

Pemahaman hakikat dan esensi dari setiap karya lukis dapat mendorong kita untuk menghargai makna kehidupan. Mengapa? Karena lukisan adalah cermin etalase sebuah negeri, bagaimana negeri ini dipahami dan bagaimana negeri ini berbicara dapat dilihat dari karya-karya "maestro" yang telah bertahun-tahun menjadi perhatian masyarakat dunia dan menebarkan keharuman bagi bangsa Indonesia.

Dimana pelukis merupakan antena sosial, sebagai warga masyarakat pelukis memiliki kepekaan khusus yang dapat menangkap aspirasi masyarakat sekecil apapun hingga dengan begitu ia dapat memandang dan kemudian merepresentasikan hal-hal fenomenal di lingkup sosialnya. Lalu pekerjaan pelukis lantas bisa dijadikan sebagai tanda-tanda zaman. Dari sini siapapun yang menatap lukisan seniman Ambarawa, akan melihat "tanda-tanda zaman" dari kota Ambarawa.

( Ireng Darmawan )

0 komentar:

Posting Komentar